Liquid Agency | Mitos Dalam Digital Marketing: Apakah Benar Atau Salah?
Perkembangan digital marketing saat ini semakin pesat, sehingga saat ini berkembang pesat.Namun pengaplikasian digital marketing banyak yang disalah artikan karena banyak sekali mitos yang membuat marketer memikirkan kalau Digital Marketing itu mahal. Simak mitos di Digital Marketing yang beredar, lalu apakah mitos itu benar atau salah.
digital marketing, myths, mitos digital marketing, aplikasi digital marketing, pengertian digital marketing, liquid agency indonesia
21827
post-template-default,single,single-post,postid-21827,single-format-standard,edgt-core-1.0.1,ajax_fade,page_not_loaded,,hudson-ver-2.2, vertical_menu_with_scroll,smooth_scroll,blog_installed,hide_inital_sticky,wpb-js-composer js-comp-ver-5.5.4,vc_responsive
 

Myths in Digital Marketing: Is it Right or Wrong?

Feb 03 2021

Myths in Digital Marketing: Is it Right or Wrong?

Digital Marketing saat ini menjadi salah satu tren yang diaplikasikan untuk meningkatkan strategi marketing, supaya produk atau brand yang dipromosikan bisa lebih efektif. Namun, saat ini juga masih banyak yang menganggap, kalau mengaplikasikan Digital Marketing untuk mempromosikan sebuah brand atau produk, justru akan membuat budget membengkak. 

 

Mungkin itu salah satu alasan yang mengakibatkan beredarnya mitos yang mengatasnamakan Digital Marketing. Padahal, beredarnya beberapa mitos tersebut, belum tentu semuanya benar terutama yang menyangkut ‘budget akan membengkak’. Mari kita simak beberapa mitos yang beredar tentang Digital Marketing, dan apakah terbukti benar atau salah.

 

Myth No. 1: “Must Use Every Digital Platform”

Melihat tren digital saat ini, sudah banyak sekali platform jejaring sosial. Mulai dari Instagram sampai yang terbaru TikTok. Sebetulnya masih banyak sekali jejaring sosial baru yang ada di Indonesia. Namun, sering kali banyak yang beranggapan, mengaplikasikan Digital Marketing itu harus menggunakan setiap platform. Ini mitos yang sangat salah, karena setiap platform jejaring sosial mempunyai demografis audience dan target audience-nya masing-masing. Jadi, tidak perlu menggunakan semua platform jejaring sosial yang ada saat ini, cukup tentukan mana saja yang cocok untuk mempromosikan brand atau produk Anda, sesuai target market yang sudah ditentukan. Jangan lupa untuk berpikir out of the box untuk membuat campaign di jejaring sosial.

 

Myth No. 2: “Digital Marketing is Expensive”

Untuk mitos yang satu ini bisa benar dan bisa salah. Salah adalah tidak perlu mengeluarkan budget yang banyak, contoh menggunakan platform Instagram, budget untuk melakukan Digital Marketing seperti ads bisa diatur sesuai kemampuan dari marketing plan. Bahkan dengan budget minim pun juga bisa mendapatkan awareness yang cukup luas untuk mempromosikan produk atau brand Anda. Ada benarnya juga mitos kalau Digital Marketing itu biayanya mahal, namun yang membuat mahal itu contohnya, jika brand atau produk Anda berpusat di Jakarta lalu ingin mempromosikan dengan cara Digital Marketing menggunakan Google Ads dengan target jangkauan seluruh Indonesia, pastinya akan dilihat dari CPC (Cost per Click) yang bisa membuat budget iklannya pasti akan mahal. Jadi jangan ragu untuk menentukan platform mana yang akan dipilih, dan terapkan budget wise juga.

 

Myth No. 3: “You Have To Know About Latest Technology”

Sebenarnya mitos ini bisa benar dan juga bisa salah. Mari kita ambil jalan tengah saja, tidak perlu terlalu memaksakan untuk tahu perkembangan teknologi saat ini, mungkin cukup tahu saja perkembangan tren digital marketing yang sekarang sedang diminati. Dari situ, Anda bisa belajar sendiri tentang basic menggunakan tools apa saja yang efektif untuk membuat Digital Marketing campaign Anda efektif. Jangan pernah sungkan untuk bekerja sama dengan Digital Marketing Agency, karena jika Anda terlalu memaksakan untuk mengerti tools-nya, campaign Anda tidak akan berjalan maksimal.

 

Myth No. 4: “Using Social Media’s Influencer is Not Effective”

Sekarang ini banyak sekali perusahaan menggunakan influencer atau selebgram untuk mempromosikan brand atau produknya. Sebenarnya itu tidak salah, karena tujuan influencer sendiri adalah influence followers mereka untuk mengikuti kebiasaan atau gaya hidup influencer tersebut. Hanya saja, harus pintar-pintar memilih influencer yang sesuai dengan audience dan target market Anda. Contohnya, jika Anda mempunyai produk bahan bangunan dan menggunakan influencer seperti Anya Geraldine, tentunya tidak akan cocok untuk menjangkau audience Anda. Intinya adalah, sebelum memutuskan menggunakan influencer, tentukan dulu influencer mana yang efektif untuk meningkatkan awareness brand atau produk Anda. Lalu lihat budget Anda, apakah sesuai dengan marketing plan yang sudah dibuat. 

 

Source: Glints.com and many sources 

0 Comments
Share Post
No Comments

Post a Comment

WhatsApp chat